Manajemen Stres jadi Pilar Kecerdasan Emosional
5 jam lalu
***
Wacana ini ditulis oleh Annisa Ardianti Br Tarigan, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Aisyah Umaira, Andieni Pratiwi, Andine Mei Hanny, Dwi Keisya Kurnia, dan Naila Al Madina dari IKM 6 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.
Dalam sebuah wawancara singkat dengan mahasiswa dan profesional muda, banyak yang mengakui bahwa tekanan sehari-hari—mulai dari tugas akademik, tuntutan pekerjaan, hingga dinamika rumah tangga—sering kali memicu stres yang cukup signifikan. Salah satu responden menyatakan, "Kadang saya tidak sadar stres saya sudah memengaruhi tidur dan pola makan saya." Ungkapan ini menegaskan bahwa stres bukan sekadar pengalaman psikologis, melainkan fenomena yang menembus hingga kesehatan fisik. Ketidakmampuan mengelola tekanan mental dapat memunculkan penyakit seperti hipertensi, gangguan jantung, atau sakit kepala kronis. Di sinilah peran kecerdasan emosional menjadi esensial, karena kemampuan memahami, mengendalikan, dan memanfaatkan emosi secara tepat tidak hanya menjaga keharmonisan sosial tetapi juga memperkuat daya tahan tubuh.
Kecerdasan emosional lebih dari sekadar menahan amarah atau tetap tenang menghadapi masalah. Ia merupakan keterampilan kompleks yang mencakup pengenalan emosi, pengelolaan reaksi, dan pemanfaatan kondisi psikologis untuk kesejahteraan. Salah satu manifestasi nyata dari kecerdasan emosional adalah manajemen stres. Individu yang terampil dalam bidang ini mampu menghindari lingkaran tekanan psikologis yang terus menumpuk, sehingga risiko gangguan kesehatan fisik dapat diminimalkan. Secara biologis, stres meningkatkan kadar hormon kortisol dan adrenalin. Ketika kondisi ini berlangsung kronis, tekanan darah meningkat, sistem imun melemah, dan organ tubuh menjadi lebih rentan mengalami kerusakan. Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis berkorelasi erat dengan munculnya penyakit metabolik seperti hipertensi dan diabetes (WHO, 2020).
Manajemen stres bukan sekadar konsep, tetapi praktik nyata yang dapat diterapkan melalui kebiasaan sederhana. Individu dengan kecerdasan emosional tinggi biasanya mampu mengenali tanda-tanda fisik dan psikologis tekanan mental. Mereka tahu kapan perlu beristirahat, mencari dukungan sosial, atau mengambil jeda sejenak dari aktivitas yang menekan. Aktivitas sederhana seperti menarik napas dalam, berjalan santai, atau mengalihkan fokus sejenak ternyata efektif menurunkan hormon stres dan meningkatkan kesejahteraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga berdampak positif pada daya tahan tubuh (Salovey & Mayer, 1990).
Lebih jauh lagi, kecerdasan emosional memfasilitasi sikap bersyukur dan pola pikir positif. Respons tubuh terhadap emosi yang dikelola dengan baik merangsang produksi hormon endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan, sekaligus memperkuat sistem imun. Dengan demikian, kemampuan mengendalikan emosi dapat disamakan pentingnya dengan menjaga pola makan seimbang dan berolahraga secara teratur. Kendala utama dalam praktik manajemen stres adalah stigma sosial yang masih menganggap kesehatan mental sebagai hal sekunder. Banyak orang memendam emosi atau melampiaskan tekanan melalui kebiasaan tidak sehat, seperti merokok, makan berlebihan, atau begadang. Pola ini, meskipun memberi rasa lega sementara, secara jangka panjang menurunkan imunitas dan meningkatkan risiko penyakit kronis.
Dalam konteks akademik, mahasiswa yang mampu mengatur emosinya menunjukkan keterampilan manajemen waktu yang lebih baik, tahu kapan harus meminta bantuan, dan tidak mudah panik menghadapi tenggat. Stres yang terkelola tidak menumpuk hingga merusak kesehatan fisik. Di sisi lain, kemampuan ini juga berimplikasi pada hubungan sosial. Individu yang terbiasa mengendalikan emosi cenderung lebih kooperatif, kurang reaktif, dan membangun jaringan sosial yang kuat. Data menunjukkan bahwa dukungan sosial merupakan faktor protektif terhadap penyakit kronis, berfungsi sebagai peredam stres alami (Cohen, 2004).
Jika dipandang lebih luas, manajemen stres bukan hanya keterampilan pribadi, tetapi kebutuhan masyarakat modern. Tekanan hidup yang semakin intens menuntut strategi kolektif untuk mencegah dampak kesehatan yang meluas, termasuk penyakit jantung yang sering muncul akibat kombinasi gaya hidup tidak sehat dan tekanan psikologis. Dalam perspektif ini, membangun budaya kecerdasan emosional menjadi strategi preventif penting untuk kesehatan populasi. Pola hidup yang dikombinasikan dengan pengelolaan stres dapat mencegah kebiasaan impulsif yang meningkatkan risiko obesitas, gangguan metabolik, hingga hipertensi.
Manajemen stres juga mendukung kemampuan berpikir kritis. Individu yang mampu menenangkan diri tetap mampu membuat keputusan logis, termasuk memutuskan kapan harus memeriksakan diri ke tenaga medis. Pengendalian emosi dengan demikian menjadi fondasi untuk pola hidup preventif dan pengambilan keputusan yang lebih rasional. Selain itu, pengelolaan stres yang baik meningkatkan produktivitas, karena energi tidak terkuras untuk melawan tekanan batin. Produktivitas yang stabil menumbuhkan kepercayaan diri, yang pada gilirannya berdampak positif pada tekanan darah, kualitas tidur, dan keseimbangan metabolisme.
Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, jelas bahwa manajemen stres merupakan pilar utama kecerdasan emosional yang esensial untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Stres tidak dapat dihindari, namun dapat dikelola. Kemampuan memahami emosi, menyadari batas tubuh, dan menerapkan strategi pelepasan tekanan yang sehat memungkinkan setiap individu mencegah konsekuensi negatif stres. Kesehatan sejati bukan hanya soal nutrisi dan olahraga, tetapi juga jiwa yang tenteram dan stabil. Oleh karena itu, sudah saatnya masyarakat menempatkan manajemen stres sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat. Tanpa pengendalian emosi, segala usaha menjaga tubuh berpotensi gagal, meskipun pola makan dan olahraga telah diterapkan dengan baik.
Corresponding Author: Siti Nurfaiza ([email protected] )

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Rahasia Air Putih dalam Menjaga Kesehatanmu
2 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler